Thursday, July 14, 2011

Makan Bareng Keluarga Cegah Kenakalan Remaja

Perhatikan pola perilaku anak remaja Anda. Jika ia kerap berbuat onar di sekolah ataupun mengalami gangguan makan, penyebabnya mungkin karena makan bersama tidak menjadi kebiasaan keluarga Anda.

Sebuah studi menemukan bahwa remaja yang terbiasa makan bersama orangtuanya, lebih sedikit menderita bulimia (menyiksa diri sendiri dengan makan terus-menerus/Wikipedia) dan anoreksia "rasa takut berlebihan akan kenaikan berat badan yang sehat" daripada remaja yang makan sendirian. Demikian seperti dilansir Dailymail, Jumat (15/7/2011).

Kesimpulan didapat lewat penelitian terhadap hampir 200.000 anak-anak dan remaja. Perwakilan peneliti, Barbara Fiese menjelaskan, "Umumnya remaja enggan terlalu sering dengan orangtuanya. Remaja sudah terlalu sibuk sehingga waktunya tidak banyak untuk makan bersama keluarga."

Barbara menyarankan, kendati remaja dan orangtua tidak bisa makan bersama 7 hari sepekan, setidaknya mereka bisa menjadwalkan 3 hari sepekan untuk lebih menjamin kesehatan anak remaja lebih baik lagi.

Gangguan makan yang kerap dilaporkan terjadi di kalangan remaja, di antaranya makanan yang dimuntahkan lagi, mengonsumsi pil diet, tidak makan, makan dalam porsi sangat kecil, dan merokok yang diyakini dapat membuat tubuh lebih kurus.

Keuntungan lainnya, makan bersama keluarga 3 kali sepekan dapat membantu 12 persen remaja tidak kelebihan berat badan ketimbang remaja yang lebih jarang makan bersama keluarga. Pasalnya, ketika makan bersama keluarga, remaja lebih mungkin mengonsumsi makanan sehat yang disiapkan orangtua.

Menyambung hasil penelitian, Barbara menambahkan bahwa remaja yang makan bersama keluarganya jauh lebih terhubung dan mudah berkomunikasi tentang diet yang salah serta membahayakan.

"Momen makan bersama keluarga dapat menjadi momen ekspresi remaja, juga tempat untuk saling bertukar pikiran," sahut Barbara tentang penelitian yang dilaporkan jurnal Pediatrics ini.

Jika momen makan bersama keluarga tidak dibiasakan orangtua, maka orangtua sama artinya tidak memberikan pengaruh positif pada perkembangan remaja dan membuka "kesempatan" remaja untuk menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang.

No comments:

Post a Comment