Monday, May 31, 2010

Jantung Sehat dengan Minyak Bekatul

Jantung Sehat dengan Minyak BekatulBila ada satu jenis minyak yang selain berfungsi menggoreng makanan tapi juga membantu mencegah penyakit jantung, menurunkan kolesterol dan membuat makanan terasa lebih lezat, apakah Anda tertarik? Berbagai fungsi itu bisa kita temukan dalam minyak bekatul (rice bran oil).

Mendengar nama bekatul, sebenarnya bukan nama yang asing lagi di telinga. Apalagi berbagai penelitian menunjukkan bekatul memiliki komponen gizi yang sangat dibutuhkan manusia.

Definisi bekatul (rice bran) menurut Badan Pangan Dunia (FAO) adalah lapisan sebelah dalam butiran beras (kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, bekatul pada proses penyosohan kedua.

Bekatul yang selama ini sudah bisa dibuat menjadi tepung untuk diolah menjadi berbagai panganan enak, ternyata juga bisa dibuat minyak goreng. Minyak yang diperoleh dari bekatul dapat digunakan sebagai salah satu minyak makan yang terbaik di antara minyak yang ada.

Keunggulan dari minyak bekatul adalah menurunkan kolesterol karena memiliki komposisi rendah lemak jenuh. Kandungan lemak jenuh pada minyak bekatul sekitar 20 persen, melebihi lemak zaitun. Sementara itu lemak tak jenuh tunggal dalam minyak bekatul sekitar 47 persen dan 33 persen lemak tak jenuh ganda.

Dari tilikan jenis dan sifat asam lemak yang ada, maka minyak yang baik bagi kesehatan adalah minyak yang dipakai untuk minyak sayur atau menumis. Apabila ingin menggoreng dengan suhu tinggi sebaiknya pilih minyak nabati.

Jika pada proses penggorengan terbentuk asap, berarti minyak tersebut mengalami dekomposisi, sehingga mengakibatkan bau dan rasa yang tidak enak. Minyak goreng yang mengandung sejumlah besar asam lemak berantai pendek akan mudah membentuk busa. Minyak seperti ini tidak baik digunakan untuk menggoreng bahan makanan yang berkadar air tinggi.

Minyak bekatul memiliki titik asap paling tinggi, yakni 254 derajat celcius, yang menjadikannya aman pada suhu penggorengan yang berada di kisaran 177-221 derajat celcius. Menurut ketentuan, minyak goreng yang baik harus memiliki titik asap tidak kurang dari 215 derajat celcius.

Menurut Prof.Made Astawan, dalam buku Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut.

Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan menurun karena terjadi hidrolisis molekul minyak. Menggoreng pada suhu di atas titik asap minyak akan mengubah asam lemak tak jenuh dalam minyak menjadi asam lemak jenuh. Risiko peningkatan kolesterol pun terjadi.

Menghaluskan kulit

Manfaat kesehatan lain yang bisa kita ambil dari minyak bekatul adalah kaya akan kandungan antioksidan gamma oryzanol. Kelompok vitamin E tersebut hanya terdapat dalam minyak bekatul. Di Jepang, secara tradisional bekatul murni dipergunakan untuk masker oleh para perempuan karena kandungan gamma oryzanolnya mampu menghaluskan dan mencerahkan kulit.

Selain itu, gamma oryzanol juga berkhasiat sebagai sumber energi. Beberapa jenis produk yang memanfaatkan gamma oryzanol sebagai komponen utama antara lain suplemen antioksidan, krim penghalus kulit, sampo, sabun kecantikan, dan pembentuk massa otot.

Melihat berbagai keunggulan dari minyak bekatul dibanding minyak jenis lain, mereka yang sadar pada kesehatannya mungkin perlu beralih ke minyak bekatul dalam menu hariannya. Sayangnya, meski Indonesia merupakan salah satu lumbung beras, ternyata minyak yang diekstrak dari bulir padi ini masih harus diimpor dari Thailand sehingga harganya relatif mahal.

Untuk mendapatkan satu liter minyak goreng baktul diperlukan sedikitnya 6 kilogram bekatul. Selain menjadi minyak goreng, minyak bekatul juga bisa dipakai untuk memanggang atau minyak sayur (dressing salad). Keharuman beras yang menguar dari minyak bekatul tentu akan menambah kelezatan masakan dan merangsang selera makan siapa pun.

Sunday, May 30, 2010

Membandingkan Gaji Cuma Bikin "Bete"

Membandingkan GajiTak bisa dimungkiri, terkadang timbul penasaran ingin mengetahui berapa gaji yang diterima teman atau kolega di kantor. Sayangnya, sering kali ketika rasa penasaran terjawab, yang timbul adalah panas hati, apalagi kalau ternyata gaji si A yang performanya di bawah kita ternyata bergaji lebih besar.

Dalam sebuah analisa terhadap survei yang dilakukan terhadap 19.000 orang di 24 negara Eropa diketahui, tiga perempat responden mengatakan bahwa membandingkan gaji dengan orang lain adalah yang penting. Namun, mereka juga mengakui bahwa hal itu sering mendatangkan kekecewaan.

Para peneliti dari Paris School of Economic yang melakukan analisa tersebut menyebutkan, ketika seseorang mendapati bahwa dirinya berada di level gaji lebih rendah, pada umumnya akan merasa depresi dan rendah diri. Respons tersebut muncul baik pada responden pria maupun wanita.

Yang menarik, rasa iri yang timbul ternyata lebih besar jika membandingkan dengan teman daripada ketika dengan teman sekerja. Hal ini barangkali terjadi karena ketika mengetahui gaji kolega kita lebih tinggi, muncul harapan cepat atau lambat gaji kita juga akan merangkak naik.

Kebiasaan membandingkan gaji ini rupanya lebih sering dilakukan para pekerja di negara miskin dibandingkan dengan pekerja dari negara maju. Mereka yang pendapatannya rendah juga suka membandingkan gajinya dengan orang yang lebih makmur.

"Tadinya kami mengira orang kaya akan lebih sering membandingkan gaji, tetapi ternyata justru mereka yang pendapatannya lebih rendah," kata Profesor Andrew Clark, ketua peneliti. "Terlalu sering membandingkan gaji sebenarnya merugikan diri sendiri karena kita akan merasa bahwa dunia ini tidak adil," katanya.

Wednesday, May 19, 2010

Makanan Penetral 'Fast Food'

Makanan Penetral 'Fast Food'Kehadiran fast food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota. Bertahun-tahun gaya hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka sadar bahwa fast food telah membuat jumlah orang gemuk meningkat tajam.

Tak hanya itu, obesitas juga bisa menjadi masalah yang sangat serius. Di Amerika Serikat misalnya, banyak kasus kematian terkait dengan masalah kelebihan berat badan. Dari berbagai survei maupun penelitian terungkap, penggemar fast food juga rentan terkena penyakit jantung koroner.

Sebuah penelitian di Perancis mengungkapkan, beberapa jenis makanan seperti almon, alpukat, bluberi, dan kismis dapat dijadikan penawar dari berbagai kandungan buruk dalam fast food.

Namun, karena sifatnya hanya menetralkan, tentu saja usaha terbaik untuk mengurangi beragam risiko akibat konsumsi fast food berlebihan adalah kesadaran untuk hidup sehat dengan memilih dan mengatur menu maupun pola makan yang sehat seimbang. Berikut uraian lengkap empat bahan makanan tersebut:

Almon

Almon memiliki rasio nutrisi kalori tinggi dibandingkan dengan kacang-kacangan lain. Meski berkalori tinggi, sebagian besar lemaknya tunggal atau tidak jenuh. Lemak tersebut termasuk lemak baik yang tidak akan meningkatkan risiko penyakit jantung atau kanker.

Penelitian menunjukkan bahwa almon membantu menurunkan kadar kolesterol sehingga dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa almon membantu menurunkan 7-10 persen kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk).

Mengonsumsi segenggam almon (kira-kira seberat 28 gram) setiap hari dapat menjadi anti-aging alami karena mengandung 35 persen total kebutuhan vitamin E. Vitamin ini terbukti mampu menjaga kesehatan sel-sel dan meredam proses penuaan.

Almon mengandung cukup banyak magnesium, folat, vitamin E, serat, dan potasium yang diperlukan untuk memelihara kesehatan jantung, juga kalsium dan zat besi. Kombinasi nutrisi dan serat pada almon menjadikannya sumber makanan yang baik untuk pengaturan makan sehat. Almon dapat dikonsumsi langsung atau sebagai campuran bahan makanan lain, seperti kue ataupun roti.

Alpukat

Alpukat bisa menurunkan kolestrol hingga 8,2 persen, sedangkan makanan tak berlemak hanya 4,9 persen. Hebatnya lagi, alpukat mampu menstabilkan kadar kolestrol HDL (kolestrol baik) karena mengandung zat monounsaturated (semacam lemak ringan) sama dengan asam lemak pada minyak zaitun.

Daun alpukat mengandung alkohol yang dikenal sebagai peluruh air seni. Bijinya bisa dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula. Kandungan zat besi pada alpukat juga memiliki manfaat bagi tubuh. Di dalam tubuh zat ini berfungsi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah. Oksigen diperlukan untuk menormalkan fungsi seluruh sel tubuh.

Kandungan kaliumnya, menurut beberapa penelitian, mampu mencegah timbulnya stroke dan jantung koroner. Hal ini dimungkinkan karena di dalam tubuh, kalium berperan membuat jantung berdenyut teratur, mengaktifkan kontraksi otot, mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan sel, dan mengatur tekanan darah.
Cara pemanfaatannya dapat dimakan langsung atau dibuat jus. Untuk jus, pilih jenis alpukat berdaging dan tebal dengan sedikit campuran gula.

Bluberi

Buah ini merupakan salah satu jenis makanan untuk mengalahkan kerutan dan menguatkan tubuh. Buah ini dibungkus dengan polifenol, anti-oksidan yang sangat ampuh membantu memerangi kerusakan sel akibat radikal bebas yang terjadi saat tubuh membakar oksigen.

Produksi radikal bebas meningkat karena sejumlah faktor, antara lain, kebiasaan merokok dan polusi. Hal ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung dan kanker tertentu. Radikal bebas mempercepat juga proses penuaan. Jangan lupa konsumsi bluberi dengan sereal atau susu agar tetap fit dan bugar.

Kismis

Tidak semua orang kenal manfaat kismis. Padahal, selain enak, kismis kaya kalori, serat, dan mineral. Makanan yang bisa dijadikan camilan ini banyak mengandung anti-oksidan dan serat, serta baik bagi kesehatan mulut dan gigi.

Kismis (raisin] dibuat dengan cara mengeringkan buah anggur tidak berbiji, terutama dari jenis virufera, seperti zlwmpson seedless. Anggur jenis tersebut selain tidak berbiji, juga memiliki kulit tipis, serta aroma dan rasa yang sangat manis. Buah ini mudah dikeringkan, serta tidak perlu ditambahkan gula sebagai pengawet. Di California, 95 persen kismis dibuat dari anggur jenis tersebut.

Proses pengeringan buah anggur dapat dilakukan secara alami dengan sinar matahari atau menggunakan oven. Proses pengeringan dilakukan hingga mencapai kadar air 15-18 g dan gula 68-70 g per 100 g kismis. Kismis yang baik memiliki warna coklat kehitaman atau keemasan.

Penelitian yang dilakukan Andrew J Dannenberg dari Weill Medical College-Cornell University pada hewan percobaan menunjukkan, catechin (salah satu jenis fenolik yang bersifat sebagai anti-oksidan) pada kismis dapat mengurangi terbentuknya tumor hingga 70 persen. Anti-oksidannya dapat melindungi sel dan kerusakan oksidatif sehingga menghambat proses penuaan, baik pada tubuh maupun otak. Anti-oksidan juga penting untuk melindungi kolesterol dan lemak darah dari proses oksidasi.

Lemak teroksidasi yang terdapat di dalam darah akan menumpuk pada dinding arteri dan menyebabkan penyempitan (aterosklerosis). Penyempitan pembuluh darah tersebut pada gilirannya dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi.

Alpukat Bikin Jantung Kuat

alpukatTak ada yang salah dengan buah alpukat. Di balik rasanya yang lezat terkandung beragam zat gizi. Sayangnya, masih ada anggapan keliru kalau alpukat tidak baik untuk kesehatan.

Kalau Anda termasuk orang yang "memusuhi" alpukat, kini saatnya berubah pikiran. Nilai gizi alpukat tak kalah dengan buah lainnya. Jangan khawatir dengan lemak yang hadir di dalamnya sebab lemak itu kebanyakan jenis lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan.

Dalam alpukat terkandung lemak yang sangat tinggi, yaitu 71-88 persen dari kalori totalnya atau sekitar 20 kali dari rata-rata buah lain. Prof DR Made Astawan MS, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB menyebutkan, setidaknya ada 14,66 gram lemak per 100 gram buah alpukat.

Lemak tersebut sebagian besar dalam bentuk lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acids). Kadarnya mencapai 9,8 gram per 100 gram. Kandungan lemak jenuhnya hanya 2,13 gram per 100 gram. Dan juga terdapat lemak tak jenuh ganda sebesar 1,82 gram per 100 gram.

Naikkan HDL

Alpukat mengandung asam oleat, salah satu komponen dalam lemak tak jenuh tunggal yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Sebuah penelitian dilakukan terhadap mereka yang kadar kolesterolnya cukup tinggi. Setelah tujuh hari diet yang memasukkan alpukat, mereka mengalami penurunan kolesterol total dan LDL secara bermakna, sementara kolesterol baik HDL naik 11 persen.

Selain asam lemak tak jenuh, alpukat juga menjadi sumber baik untuk potasium atau kalium, mineral yang membantu mengatur tekanan darah. Kandungan potasium pada alpukat lebih tinggi daripada pisang berukuran sedang. Asupan potasium yang adekuat dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Tinggi folat

Nutrisi lain yang terdapat pada alpukat adalah folat. Secangkir alpukat setidaknya memiliki 23 persen dari kecukupan harian untuk folat, nutrisi yang penting bagi kesehatan jantung dan bagi perempuan yang merencanakan kehamilan.

Untuk menentukan hubungan antara asupan folat dan penyakit jantung, para peneliti menyertakan lebih dari 80.000 wanita selama 14 tahun dengan menggunakan kuesioner diet. Dijumpai bahwa perempuan yang mengonsumsi diet folat lebih tinggi memiliki risiko lebih rendah 55 persen untuk mengalami sakit jantung atau penyakit jantung yang fatal.

Penelitian lainnya menunjukkan, seseorang yang mengonsumsi makanan kaya folat berisiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular atau stroke dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi nutrisi penting ini.

Alpukat juga menjadi sumber vitamin A, C, E, K, vitamin B6, tiamin, riboflavin, niasin, serat, magnesium, dan tembaga. Dengan serentetan zat gizi yang dikandung alpukat, rasanya sayang untuk melewatkan buah ini. Anda bisa memasukkan alpukat dalam kudapan, salad, dan makanan penutup. Jadi, tambahkan satu buah alpukat dalam menu makanan Anda setiap hari.

Wednesday, May 12, 2010

Suara Ibu di Telepon Setara Pelukan

Suara Ibu di Telepon Setara PelukanTentu saja semua ibu ingin menyaksikan tiap perkembangan buah hatinya. Tapi bagaimana jika ibu harus bekerja di luar rumah? Sering-seringlah berkomunikasi dengan si kecil lewat telepon karena suara ibu setara dengan pelukan.

Bekerja dan menjadi ibu memang bukan tugas yang mudah. Namun, ada banyak cara untuk menyiasati waktu yang langka. Komunikasi lewat telepon salah satunya. Selain menjadi "obat rindu", bercakap-cakap dengan anak di telepon juga akan membuat hati anak lebih nyaman, senyaman di peluk ibu.

Penelitian menunjukkan, pelukan bisa mengurangi rasa stres, bahkan rasa sakit yang kita derita. Namun, terkadang jarak menghalangi terjadinya kontak fisik. Untuk menyiasatinya, pelukan bisa digantikan sementara oleh komunikasi di telepon, khususnya suara ibu pada anaknya. Hal itu terbukti lewat penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan dari Amerika.

Penelitian melibatkan 60 anak perempuan berusia 7-12 tahun yang dikondisikan berada dalam situasi stres. Mereka diminta melakukan pidato di depan orang yang tidak dikenalnya. Kemudian kadar hormon mereka dimonitor, apakah ada perubahan yang terjadi ketika mereka mendapat pelukan dari ibunya atau ketika berbicara lewat telepon.

Anak-anak itu dibagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok anak yang ibunya berada di sampingnya untuk memberikan rasa nyaman, baik berupa pelukan atau genggaman tangan. Kelompok kedua adalah anak yang berbicara dengan ibunya di telepon dan terakhir adalah kelompok anak yang menonton film March of the Penguin, yang bersifat netral.

Oksitoksin, hormon yang berkaitan dengan ikatan emosional dan menjadi penawar efek hormon stres, kortisol, ternyata meningkat pada anak di kelompok satu dan dua. Namun tidak demikian dengan kadar oksitoksin pada anak di kelompok tiga.

"Selama ini oksitoksin diketahui hanya keluar bila ada kontak fisik. Ternyata tidak juga, terbukti suara ibu di telepon memiliki efek setara dengan pelukan," kata Dr Leslie Seltzer, ketua peneliti, dari Universitas Wisconsin-Madison.