Thursday, April 5, 2012

Mencegah Dan Mengatasi Alergi dengan Cara Tradisional

Oleh : Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa saat setelahmengkonsumsi suatu jenis makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah satu dari sekian banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai.

Tubuh kita memiliki serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan.
Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme tersebut kita kenal sebagai sistem kekebalan/imun. Secara singkat sistem kerja dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing misalnya bakteri atau virus memasuki tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari bahan asing penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar)yang hanya akan membasmi protein khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh kita disebut antibodi. Sedangkan protein asing yang akan diserang dan dilumpuhkannya disebut antigen.

Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus menemui dua protein asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata lain, kita harus diserang terlebih dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus campak tubuh tidak akan begitu bermasalah,tapi masalah akan menjadi rumit/serius jika tubuh berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya, mereka yang selamat dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan/pertahanan mereka yang bekerja cepat dan mulai memproduksi antibodi dalam waktu singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat,mereka yang terinfeksi akan kurang beruntung.

Debu, serbuk sari, jamur, makanan dan bahan yang pada dasarnya tidak membahayakan dapat bertindak sebagai antigen pada orang tertentu.
Bahan-bahan tersebut memasuki tubuh lewat paru-paru atau saluran cerna kemudian menerobos masuk ke dalam jaringan, di situlah mereka merangsang pembentukan antibodi. Akibat bertemunya antigen dan antibodi itulah yang merusak jaringan yang bersangkutan dan menimbulkan gejala/keluhan alergi.

Tidak semua orang yang terserang alergi menimbulkan keluhan jika jumlah antigen kurang dari takaran ambang batas. Kecuali jika takaran ini dilampaui, maka tubuh akan menampakkan/timbul gejala alergi. Antigen ini dapat berupa sejumlah serbuk sari yang dibawa angin yang cukup membuat pilek alergi, hingga menyantap beberapa porsi makanan selama beberapa hari berturut-turut sebelum timbul gejala. Penderita mungkin tidak akan sembuh dengan cara menghindari suatu bahan bila terdapat beberapa faktor alergi. Jika seseorang alergi terhadap sejumlah bahan sekaligus, sedangkan hanya berpantang satu jenis dan masih menyantap yang lainnya,tentu saja tidak akan sembuh.
Setiap orang dapat mengenali alergi makanan bila reaksinya mendadak
cepat dan parah karena penderita mengalami ruam yang serius setiap kali memakan bahan tersebut. Tapi, bila alergi disebabkan makanan sehari-hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar.
Sebetulnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun penyakitnya tampak menghilang, mungkin hanya kambuh sekali-kali ketika kebetulan memakan antigen terlalu banyak atau adanya faktor pemicu seperti stres yang secara tidak langsung menurunkan ketahanan tubuh. Karena reaksi gejalanya jarang terjadi, maka penderita sulit mengetahui penyebabnya.
Berhubung daya tahan tubuh semakin berkurang, maka tubuh tidak lagi
dapat mengatasi proses penyakit dan timbullah gejala penyakit tersebut.
Bentuk penyakit yang timbul antara satu orang dengan orang lainnya
tidaklah sama, tergantung bagian tubuh mana yang terserang lebih parah.

Reaksi alergi tentunya merupakan manifestasi pada seseorang secara
keseluruhan. Gejalanya akan tergantung pada fungsi organ tersebut yaitu
dapat terangsang atau tertekan. Suatu alergi yang menyerang mata akan
menimbulkan mata merah dan gatal; jika menyerang hidung akan pilek atau
bersin-bersin; bila menyerang paru-paru akan menyebabkan asma atau
batuk; jika menyerang saluran pencernaan menyebabkan sakit perut,
kembung, diare atau muntah-muntah; menyerang persendian dapat
menyebabkan nyeri dan kaku; jika yang terserang kepala dapat menimbulkan
sakit kepala, jika menyerang kulit menimbulkan eksim,
bentol-bentol/gatal-gatal, dan sebagainya.
Alergi dapat terjadi pada semua usia baik pada mereka yang mempunyai
bakat alergi maupun tidak/nonalergik. Pada anak-anak yang paling sering
ditemukan yaitu asma bronkiale. Sedangkan alergen yang paling sering
menyerang anak-anak yaitu tepung sari, debu rumah, bulu hewan, air liur
hewan, dan makanan.

Tips pencegahan dan menghindari alergen :

Jaga selalu kesehatan tubuh dan lingkungan.

Pindahkan sarang debu seperti pernak-pernik, buku, hiasan dinding, dan
sebagainya

Bila anda alergi pada bulu binatang, jangan membiarkan binatang berbulu
masuk ke dalam ruangan.

Hindari penggunaan kain yang terbuat dari wool atau bahan dari bulu.

Hindari tanaman atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara.

Gunakan pembersih udara elektris untuk membersihkan debu, jamur atau
polen dari udara.

Gantilah permadani atau gorden berat yang menangkap dan menyimpan debu
dengan tirai yang dapat dicuci dan permadani dari katun.

Jika anda alergi terhadap jenis makanan tertentu, hindari makanan
penyebab alergen tersebut.

Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi yaitu :

15 gram jahe + 30 cc cuka beras putih/rice venegar + gula merah
secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya
disaring, diminum. Lakukan secara teratur sehari sekali.

Jika alergi menyerang hidung sehingga menimbulkan pilek atau
bersin-bersin dapat menggunakan cara tradisional berikut:

7 lembar daun sambung nyawa + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 500
cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

daun lidah buaya secukupnya dikupas kulitnya lalu dijus. Teteskan jus
lidah buaya ke dalam hidung sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet.

Sedangkan bila alergi menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal
atau eksim dapat digunakan :

sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang
secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit
yang terkena alergi.

daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada
bagian kulit yang terkena alergi.

Jika alergi menyerang paru-paru yang mengakibatkan asma dapat
menggunakan :

10 kuntum bunga kenop + 10 - 15 gram jahe direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.

30 gram daun pegagan + 10 gram bawang putih direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan
lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan
sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah.
Sumber: hembing

Wednesday, April 4, 2012

Tahu, Makanan Favorit yang Keamanannya Perlu Diwaspadai




Oleh Eddy Setyo Mudjajanto dosen Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB

PENINGKATAN kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas pangan yang dikonsumsinya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.

AMAN yang dimaksud di sini mencakup bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Salah satu makanan yang sering dikonsumsi adalah tahu.

Tahu merupakan pangan yang populer di masyarakat Indonesia walaupun asalnya dari China. kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena rasanya enak, tetapi juga mudah untuk membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah.

Selain itu, tahu merupakan salah satu makanan yang menyehatkan karena kandungan proteinnya yang tinggi serta mutunya setara dengan mutu protein hewani. Hal ini bisa dilihat dari nilai NPU ( net protein utility) tahu yang mencerminkan banyaknya protein yang dapat dimanfaatkan tubuh, yaitu sekitar 65 persen, di samping mempunyai daya cerna tinggi sekitar 85-98 persen.

Oleh karena itu, tahu dapat dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat. Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti kemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi.

Selain memiliki kelebihan, tahu juga mempunyai kelemahan, yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa simpan, kebanyakan industri tahu yang ada di Indonesia menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diizinkan, tetapi banyak pengusaha yang nakal dengan menambahkan formalin.

Selain itu, banyak juga menambahkan pewarna methanyl yellow. Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.

Formalin

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 3040 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.

Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.

Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.

Secara garis besar pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Pewarna alami yang dikenal di antaranya adalah daun suji (warna hijau), daun jambu/daun jati (warna merah), dan kunyit untuk pewarna kuning.

Kelemahan pewarna alami ini adalah warnanya yang tidak homogen dan ketersediaannya yang terbatas, sedangkan kelebihannya adalah pewarna ini aman untuk dikonsumsi.

Jenis yang lain adalah pewarna sintetik. Pewarna jenis ini mempunyai kelebihan, yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi, kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.

Selain itu, khusus untuk makanan dikenal pewarna khusus makanan (food grade). Padahal, di Indonesia, terutama industri kecil dan industri rumah tangga, makanan masih sangat banyak menggunakan pewarna nonmakanan (pewarna untuk pembuatan cat dan tekstil).


Pewarna pada tahu

Penelitian yang dilakukan oleh Mena (1994) menemukan bahwa tahu yang beredar di pasar tradisional Jakarta 70 persen mengandung formalin dengan kadar 4.08-85.69 ppm (part per million).

Penelitian Tresniani (2003) di Kota Tangerang menunjukkan terdapat 20 industri tahu yang terdiri dari 11 industri tahu kuning dan sembilan industri memproduksi tahu putih. Kandungan formalin tahu berkisar dari
2-666 ppm, sedangkan kandungan methanyl yellow-nya hanya terdapat pada tiga jenis tahu yang semuanya diperoleh dari pasar, yaitu berkisar antara 3.41-10.25 ppm.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Melawati (2004) terhadap lima sampel tahu Sumedang yang diambil langsung dari produsen tahu yang terletak di Jalan Mayor Abdurrahman (tiga pabrik) dan Jalan 11 April (dua pabrik) semuanya menunjukkan hasil negatif atau semuanya tidak mengandung formalin. Hal ini bisa dimengerti karena produsen tidak perlu menambahkan pengawet karena tahu yang diproduksinya habis hanya dalam tempo satu hari.

Tahu kalau tidak diawetkan hanya tahan disimpan selama dua hari bila direndam dalam air sumur atau air keran yang bersih.


Beberapa cara pengawetan yang biasa dilakukan adalah:
  • Tahu direbus selama 30 hari kemudian direndam dalam air yang telah dimasak, daya simpannya bisa menjadi empat hari.
  • Tahu direbus, kemudian dibungkus plastik dan disimpan di lemari es, memiliki daya tahan delapan hari;
  • Tahu diawetkan dengan direndam natrium benzoat 1.000 ppm selama 24 jam dapat mempertahankan kesegaran selama tiga hari pada suhu kamar;
  • Tahu direndam dalam vitamin C 0,05 persen selama empat jam dapat mempertahankan tahu selama dua hari pada suhu kamar;
  • Tahu direndam dalam asam sitrat 0,05 persen selama delapan jam akan segar selama dua hari pada suhu kamar.


Tips memilih tahu

Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan:
  • Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin menyengat; sedangkan tahu tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas;
  • Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur;
  • Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak berformalin paling hanya tahan satu dua hari.
  • Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen/seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.*

Olahraga, Kunci Utama Pengobatan Nyeri Pinggang

Jangan terburu-buru minum obat jika rasa nyeri mulai melanda tubuh anda,terutama di bagian pinggang. Obat bukan cuma satu-satunya penyelamat untuk mengatasi rasa nyeri. Bisa jadi, olahraga yang memacu gerakan tubuh yang dinamis adalah terapi terbaik.

dr. KRT. Lucas Meliala, SpKJ, SpS(K) mengungkapkan hal itu kepada Pusat Data Persi di sela-sela simposium paradigma baru Penatalaksanaan Nyeri yang diselenggarakan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Halim Perdanakusuma di Jakarta akhir pekan lalu.

Meliala mengungkapkan, hampir 90% nyeri yang terjadi pada tubuh manusia, terutama pinggang dipicu oleh kondisi under use atau kurang gerak. Kurang gerak dapat memicu kekakuan otot sehingga saat tubuh dikondisikan untuk mengangkat benda berat atau banyak bergerak, timbullah rasa nyeri tersebut.

"Untuk itu, sebenarnya tidak perlu obat, terutam obat yang diminum. Jika mau gunakan saja balsem atau koyo. Hati-hati, obat kimia justru dapat berefek negatif. Sebaiknya, istirahatkan saja tubuh anda. Lihat perkembangannya, jika nyerinya tergolong ringan tak perlu obat apa pun. Itu hanya pertanda, di masa datang anda harus makin rajin bergerak untuk melatih otot anda," kata Meliala.

Meliala menegaskan, kunci terbaik untuk menangani nyeri adalah olahraga. Namun, hati-hati pula, tubuh yang terlalu banyak bergerak atau over use juga dapat menjadi bumerang.

Selain itu, kata Meliala, posisikan juga tubuh Anda secara benar dan tepat saat mengangkat beban, terutama beban berat. "Jangan sembarangan angkat-angkat. Posisikan tubuh anda secara tepat dengan beban yang akan diangkat. Jika mungkin, jangan gunakan hanya satu tangan, gunakan dua tangan untuk membagi beban tubuh itu secara merata," ujar Meliala. (IIS)

Sumber: PdPersi

Tuesday, April 3, 2012

Nyeri Dada, Tak Hanya Sakit Jantung

Ketika dada terasa nyeri, banyak orang langsung berpikir tentang
serangan jantung. Keluhan ini memang kerap menandai gejala sakit
jantung. Ternyata banyak jenis penyakit yang salah satu indikasinya
adalah nyeri dada, diantaranya kanker paru, kanker payudara dan
meningkatnya asam lambung.

Tidak semua nyeri dada berasal dari adanya gangguan pada organ jantung.Namun, nyeri dada memang merupakan gejala khas dari sakit jantung.Menurut Dr. Hary Utomo, Sp. JP, nyeri dada karena kelainan jantungdiakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen ke otot jantung.

Ketidakseimbangan itu bisa karena kebutuhan oksigen meningkat atau
pasokannya kelewat rendah, bisa juga kombinasi keduanya. Pada penderita penyempitan pembuluh nadi koroner (pembuluh darah yang menyuplai makanan), otomatis pengaliran darah terbatas.

"Kalau penderita membutuhkan konsumsi oksigen berlebih, seperti waktu berolahraga atau ketika menghadapi situasi menegangkan, misalnya marah, bisa diperkirakan timbulnya gejala angina atau nyeri dada tadi," papar dokter ahli jantung dan pembuluh darah dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta itu. Gejala ini bisa bertambah parah bila disertai kram pembuluh darah yang biasa disebut spasme.

Dapat berakhir fatal
Sensasi nyeri dada akibat penyakit jantung koroner bisa bermacam-macam. Biasanya berupa rasa tertindih beban berat, rasa dicengkeram, mual atau enek, rasa panas terbakar, atau rasa tercekik di leher.

Bagian tubuh yang mengalami keluhan itu bisa di tengah dada, ulu hati, juga antara tulang belikat, dengan penjalaran ke lengan kiri, leher dan rahang. Gejala ini awalnya timbul saat penderita melakukan kegiatan fisik yang menguras tenaga.

Keluhan tersebut biasanya akan hilang setelah penderita beristirahat. Namun, bila penyakit pembuluh darah tersebut dibiarkan berkembang, keluhan juga akan muncul di waktu istirahat.

Bertambah beratnya penyakit membuat nyeri dada berlangsung makin lama dan bisa disertai keringat dingin, gelisah, kaki dan tangan dingin, bahkan sampai kejang dan kesadaran menurun. Jika tidak segera mendapat pertolongan medis, kasus ini dapat berakhir fatal.

Angka kematian karena syok kardiogenik ini lebih dari 95 persen.
Kalaupun pasien tertolong, seringkali mengalami gejala sisa berupa
kelainan saraf atau gagal ginjal.

Tes Lebih Dini
Di rumah sakit, penderita nyeri dada akan menjalani pemeriksaan fisik, laboratoris dan foto rontgen. Jika dibutuhkan juga dilakukan
elektrokardiografi dan ekokardiografi. Setelah diperoleh kepastian
adanya penyempitan pembuluh koroner akan dilakukan angiografi.

Sebagai upaya deteksi dini, Dr. Hary menyarankan agar mereka yang
berusia 35 tahun mulai menjalani tes uji latih (treadmill) setiap tahun sekali. Jika memiliki faktor risiko tinggi seperti kebiasaan merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (kelainan profil lemak darah), tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, sebaiknya melakukan tes itu di usia lebih muda lagi.

Bisa juga dipilih pemeriksaan kombinasi ekokardiografi dan tes uji latih yang disebut stress echocardiography. Cara ini dapat memvisualisasikan segmen dinding jantung yang diduga mengalami gangguan pasokan oksigen.

Pemeriksaan yang tergolong baru adalah Magnetic Resonance Angiography (MRA). Untuk mengetahui area jantung mana yang mengalami gangguan pasokan darah bisa dilakukan pemeriksaan dengan radio isotop Thalium atau Technicium. Teknik invasif seperti katerisasi memang sensitivitasnya hampir 100 persen, tapi sebaiknya dikerjakan hanya bila indikasi lebih positif mengalami PJK.

Keluhan utama
Nyeri dada juga berhubungan erat dengan penyakit paru dan saluran
pernapasan. Contohnya, TB paru (tuberkulosis), bronkitis, pneumonia, asma bronkial, jamur paru, PPOK (penyakit paru obstruksi kronik), penyakit paru kerja, dan kanker paru. Nyeri dada, batuk, dan sesak napas merupakam keluhan utama penderita penyakit pernapasan kronik dan kanker paru ini.

Jerawat, bisul dan luka memar di dada juga bisa menimbulkan nyeri dada. "Herpes zoster menimbulkan nyeri dada yang sangat sakit, kendati belum terjadi kelainan di kulit," ungkap Dr. Alexander K. Ginting S., dokter dari RSPAD Gatot Subroto.

Rangsangan atau tekanan di pleura parietal (selaput rongga dada juga menimbulkan nyeri dada. Iritasi pada bronkus akibat mengisap asap, debu, dan zat kimia juga sering menimbulkan keluhan nyeri dada seperti terbakar.

Rokok memberi sumbangan yang amat besar untuk terjadinya penyakit
pernapasan kronik serta kanker paru. Telah diketahui bahwa di dalam asap rokok terdapat 63 komponen yang bersifat karsinogenik atau zat penyebab penyakit kanker.

Nyeri dada ternyata juga merupakan gejala khas adanya peningkatan asam lambung dan berbagai asam lambung itu ke tonggorokan. Demikian menurut Dr. H. Syafruddin A.R. Lelosutan, Sp.PD., dari bagian
SubGastroenterologi-Hepatologi Departemen Penyakit Dalam, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Gangguan itu biasa disebut penyakit refluks
gastroesofageal (PRGE).

Penderita nyeri dada akibat PRGE sebenarnya cukup banyak. Namun, banyak orang lebih cenderung berpikir tentang gangguan jantung dan paru, bila mengalami nyeri dada.

Sebuah penelitian di Orlando, Amerika Serikat, pada tahun 1995 menemukan bahwa PRGE terjadi pada 40 persen populasi orang dewasa. Insiden itu meningkat pada kelompok usia lebih dari 40 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria.
Sumber: Senior

Mencegah dan Mengatasi Batu Empedu Secara Alamiah

Oleh : Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak di
perut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedu
menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung
empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu
berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin, seperti vitamin A,
D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein,
garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol.
Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan
dikeluarkan melalui feses.

Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah terbentuknya
batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu empedu
disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang. Batu
empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam
kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu kandung empedu terbentuk
dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan menjadi masalah bila masuk
ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu
dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas
jahitan pada suatu operasi.

Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut
kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam
saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui
kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu,
sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di
samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses
pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat
pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal
ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk
partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,
yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat
seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna
hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga
bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi
rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.

Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan
memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan
makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu
empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang
kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk
ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu
menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut
pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan
ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut,
gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh
agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran
empedu), dan feses berwarna coklat.

Penyakit batu kandung empedu dan saluran empedu biasanya menyerang
orang-orang berusia antara 20 - 50 tahun. Penyakit ini 6 kali lebih
sering terjadi pada wanita sampai usia 50 tahun. Di atas usia tersebut
sama untuk kedua jenis kelamin. Selain itu, wanita yang mengalami lebih
dari 2 kali kehamilan, maka resiko mendapatkan batu empedu semakin
tinggi. Obesitas/kegemukan mempunyai resiko menderita batu empedu lebih
tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Beberapa upaya
pencegahan terbentuknya batu empedu yang dapat ditempuh antara lain
menjaga berat badan agar tetap normal, menurunkan kolesterol, dan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Tetapi di lain pihak,
diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat merangsang
hati untuk mengeluarkan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam cairan
empedu, sehigga dapat menimbulkan batu empedu.

Untuk mengetahui apakah tubuh kita terdapat batu empedu digunakan suatu
alat pendeteksi batu empedu yang disebut ultrasound, yaitu dengan
menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga. Gelombang
suara ini diarahkan ke tubuh dan pantulan gelombangnya kemudian diolah
komputer yang akan menunjukkan ada atau tidaknya batu empedu. Selain itu
batu empedu dapat diketahui melalui foto sinar X dan pemeriksaan darah
di laboratorium.

Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu
mengistirahatkan kandung empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak
merangsang kandung empedu untuk bekerja keras. Kandungan protein dalam
diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Kalori perlu pula
dibatasi, karena kebanyakan penderita batu empedu juga penderita
obesitas. Bahan makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan juga
harus dihindari.

Cara alamiah yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu yaitu :

30 gram daun keji beling segar + 30 gram sambiloto segar + 60 gram
rambut jagung direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya
disaring, diminum hangat-hangat.

60 gram herba kumis kucing segar + 30 gram tongkol jagung + 30 gram daun
meniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya
disaring, diminum hangat-hangat.

30 gram daun sendok segar + 30 gram daun kembang pukul empat segar + 100
gram akar alang-alang direbus dengan 700 ccc air hingga tersisa 300 cc,
airnya disaring, diminum hangat-hangat.

Minum jus apel sebanyak 4 gelas setiap hari selama 5 hari. Pada hari
ke-6 lakukan puasa, dan pada saat berbuka puasa minum air putih + 30
gram garam inggris, pada pukul 20.00 minum ½ gelas air lemon + ½ gelas
minyak zaitun, aduk lalu diminum.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas,
lakukan secara teratur sehari 2 kali. Dalam melakukan perebusan gunakan
panci enamel atau periuk tanah. Tetep konsultasi ke dokter.
Sumber: hembing