Thursday, July 14, 2011

Wanita Pilih Main Game Ketimbang Bercinta

Bermain game sudah sejak lama dikaitkan sebagai hobi pria. Umumnya, game dilakukan remaja pria yang terobsesi permainan komputer, juga suami yang tergolong antisosial. Namun sebuah penemuan menarik dilaporkan pekan ini, ternyata wanita juga menggemari game online sama seperti pria.

Bahkan, responden yang telah menikah mengaku lebih punya banyak waktu 'berteman' dengan layar komputer saat bermain game ketimbang bermain dengan 'adik kecil' suami. Demikian seperti dilansir Dailymail, Jumat (15/7/2011).

Studi yang dihelat Doritos, merek snack asal Amerika ini menemukan, sementara 50 persen pria mengaku ketagihan game online, 49 persen wanita juga mengalaminya. Pria menghabiskan 22,3 persen waktu mereka bermain game online, wanita justru lebih lama yakni 23,2 persen dari seluruh waktunya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa responden wanita menghabiskan waktu lebih banyak bermain game daripada bercinta. Parahnya, 1 dari 5 wanita mengaku bermain game online di ranjang, sementara sang suami tidak bisa berbuat apa-apa soal ini.

Alasan yang mendasari pria bermain game online adalah prinsip kompetisi sedangkan 2 di antara 3 wanita mengaku memaikannya untuk menghilangkan stres. Dan soal pilihan game, wanita lebih menyukai game yang berelemen sosial atau menggunakan otak sedangkan pria memilih game berunsur kekerasan atau gambling.

Adakah kegemaran pria dan wanita terhadap game online menjadi perusak hubungan? Para ahli mengatakan, Ya. Kedekatan kita terhadap teknologi mengisolasi kita dari teman-teman bahkan pasangan, yang dapat berujung pada masalah. Belum lama ini saja terungkap bahwa 15 persen perceraian terjadi lantaran salah satu pihak ketagihan game.

"Sekarang ini, banyak orang yang tetap mobile saat makan malam atau menghabiskan banyak waktu di depan komputer atau televisi. Mereka lebih terhubung dengan teman di Facebook ketimbang pasangannya. Teknologi telah mengganggu hubungan pernikahan di mana kita menjadi saling menjauh. Teknologi telah menjadi semacam gangguan keintiman," jelas para peneliti dari Doritos.

No comments:

Post a Comment