Rokok merupakan salah satu ancaman bagi janin di dalam kandungan. Meski demikian, ternyata cukup banyak ibu hamil yang tetap membandel dan tidak mau berhenti merokok. Setidaknya di Amerika ditemukan 12-24 persen ibu hamil tetap merokok.
Dalam studi terbaru yang dilakukan para ilmuwan dari Loma Linda University School of Medicine ditemukan salah satu bahaya rokok bagi janin. Disebutkan bahwa janin yang terpapar nikotin akan menderita tekanan darah tinggi saat ia dewasa. Akibatnya, mereka berisiko menderita serangan jantung di usia muda.
Penelitian tersebut dilakukan dengan mengukur efek nikotin pada janin tikus. Akan tetapi, jika efek yang sama juga terjadi pada manusia, sudah tentu kesehatan jantung bayi yang baru lahir perlu jadi perhatian.
Studi lain yang dilakukan pada manusia menunjukkan, anak yang lahir dari ibu perokok mengalami kerusakan sistem pembuluh darah dalam tumbuhnya.
Karena tidak mungkin mencoba paparan nikotin pada janin, DaLiao Xiao dan timnya melakukan penelitian pada tikus.
Dalam percobaan itu, Xiao memberikan paparan nikotin pada 12 tikus bunting dan placebo pada 13 tikut lainnya. Kemudian tikus-tikus yang lahir dimonitor kesehatannya sampai usia lima bulan untuk mengetahui ada tidaknya tanda kerusakan jantung atau gangguan sirkulasi darah.
Pada bulan kelima, bayi tikus dari kelompok yang diberi nikotin menderita dua gejala klasik peningkatkan risiko penyakit jantung, yakni meningkatnya stres oksidatif dan hipertensi.
Sebenarnya cukup banyak riset-riset yang menunjukkan dampak negatif asap rokok bagi janin, misalnya, mengurangi produksi ASI, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga pertumbuhan bayi yang tidak optimal.
Karena itulah, jangan biarkan janin ikut menjadi perokok pasif. Menciptakan lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang anak harus dimulai sejak ia dalam kandungan.
No comments:
Post a Comment