Sebuah laporan terbaru yang ditulis dalam British Medical Journal menjelaskan bahwa tidak ada bukti kalau minum banyak air dapat mencegah beberapa masalah kesehatan dan ancaman dehidrasi.
Bahkan sejumlah ahli kesehatan di Inggris berani mengklaim, anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai pepatah yang keliru dan malah justru bisa membahayakan.
Menanggapi laporan itu, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta dr. Candra Wibowo, SpPD, menyatakan bahwa klaim tentang kebutuhan air memang bisa menjadi sangat relatif. Namun, menurut dia, anjuran minum air delapan gelas sehari (sekitar 1500-2000 cc) sudah tepat, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia.
"Kalau dikatakan mitos tidak juga. Anjuran minum delapan gelas sehari masih bisa diterima secara keilmiahan," ujarnya, saat ditemui di ruang praktiknya, Senin (18/7/2011).
Candra melihat, yang harus digarisbawahi terkait hasil penelitian tersebut adalah penelitian itu dilakukan di Eropa, bukan di daerah tropis. Seperti diketahui, secara cuaca di negara Eropa jauh lebih dingin dibandingkan Indonesia sehingga wajar jika penelitian tersebut mengklaim anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai suatu yang keliru.
"Daerah Eropa mungkin berbeda dengan daerah tropis. Intinya, minum air itu secukupnya," ujarnya.
Lebih lanjut Candra memaparkan, pada dasarnya ginjal dalam setiap tubuh manusia mempunyai otoregulasi (pengaturan secara otomatis). Jadi, ketika kita haus, kekurangan air, badan akan memberikan feedback negatif ke otak sehingga mendorong kita untuk minum.
Begitu pula sebaliknya, kalau kita cukup cairan di dalam badan, kita tidak akan merasa haus. Bahkan, secara otomatis ginjal akan mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh melalui urine.
Secara tidak disadari, setiap saat manusia akan kehilangan cairan karena evaporasi (penguapan). Evaporasi, kata Candra, bisa terjadi ketika orang bernapas, bicara, berkeringat, berkemih (kencing), dan buang air besar sehingga dibutuhkan cairan yang masuk tubuh untuk menggantikannya.
Dia menambahkan, adalah sesuatu yang sangat sederhana untuk mengukur dan mengetahui apakah seseorang sudah cukup atau tidak mengonsumsi air per harinya.
"Parameternya, kita lihat saja air seninya. Kalau warnanya sudah seperti teh (kuning keruh) kita kurang cairan. Tapi kalau sudah kuning bening, sudah cukup. Enggak perlu minum terlalu banyak," ujarnya.
Kebutuhan cairan setiap orang umumnya berbeda-beda. Menurut Candra, berdasarkan usia, seorang anak membutuhkan lebih banyak cairan dibandingkan orang dewasa dan orangtua. Pada anak-anak kebutuhan air 20-25 cc per kg berat badan per hari, dewasa 15 cc per kg berat badan per hari, sedangkan orang tua 10 cc per kg berat badan per hari.
Candra juga memperingatkan supaya tidak mengonsumsi air minum dalam jumlah yang berlebih. Pasalnya, minum air yang berlebihan bukan membuat ginjal Anda sehat, justru malah akan membuat kerja ginjal menjadi berat.
Dalam beberapa penelitian, Candra mengemukakan, kalau kita minum lebih dari 2.810 cc air per hari, dalam konsumsi yang terus-menerus pada akhirnya akan merusak dan menurunkan fungsi ginjal.
"Saya setuju mitos yang mengatakan minum air banyak tidak menyehatkan. Saya selalu mengatakan ke pasien saya, minum banyak itu bisa menurunkan fungsi ginjal karena filtrasinya semakin sering," ujarnya.
Salah satu akibat kelebihan asupan air dalam tubuh di antaranya bisa membuat seseorang menjadi tidak sadar karena pembengkakan otak. Hal ini, menurut dia, disebabkan kandungan natrium dalam darah berkurang lantaran lebih banyak air (homeostasis). Namun, hal ini hanya terjadi pada orang-orang yang psikogenik atau mempunyai kelainan ginjal.
"Jadi kalau terlalu banyak minum juga tidak baik. Pada prinsipnya kita tidak boleh makan dan minum yang berlebih. Karena segala sesuatu yang lebih pasti tidak baik," ujarnya.
No comments:
Post a Comment