Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) masih dianggap mengganggu bagi masyarakat. Kontribusi banyak pihak menjadi penentu masa depan mereka.
Dr dr Theresia MD Kaunang SpKJ (K) dalam penelitannya mengatakan, penatalaksanaan anak GPPH bersifat multidisiplin, dalam artian melibatkan berbagai macam profesi, mulai dari psikiater, dokter anak, orangtua, hingga tenaga pendidik. Peran masing-masing disiplin diharapkan dapat mengoptimalkan proses terapi sehingga anak GPPH dapat menjalani kualitas hidup lebih baik.
"Dalam hal ini, perlu adanya transfer knowledge agar pendidik tahu benar bagimana proses belajar-mengajar yang bisa dilakukan sesuai yang harus diterapkan terhadap anak GPPH," paparnya ketika ditemui di FKUI, Salemba, Jakarta, belum lama ini.
Ditambahkan DR Theresia, awal anak terdiagnosis GPPH, sebaiknya kerja sama lintas departemen alias siapapun yang terkait dengan tumbuh kembang anak sudah terlaksana.
"Terapi fisik sensorik yang terintegrasi membentuk anak lebih optimal belajar. Pengasuhan skala fokus pada psikiatri treatment, pola asuh yang diterapkan orangtua, dan peran dokter anak. Kerja sama tiap individu ini untuk saling memerhatikan perkembangan sang anak juga agar evaluasi lebih mudah dilakukan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment