Fenomena anak kelebihan berat badan dan obesitas saat ini sepertinya sudah menjadi permasalahan yang cukup serius. Hal ini umumnya terjadi pada mereka yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi sangat berkecukupan. Kesalahan pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor pemicunya.
Menurut Dr. Tirta Prawita Sari MSc, Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, salah satu bentuk pola asuh yang mengacaukan gizi anak adalah pola asuh yang over kasih sayang, sehingga memberikan makanan apa saja yang diinginkan oleh anak.
“Anak makan apa saja dalam jumlah berlebihan sehingga jadi over nutrisi yang sekarang ini menjadi permasalahan. Jadi yang dibutuhkan disini adalah pola asuh ibu,” ujar Tirta, Sabtu, (16/7/2011) di Jakarta.
Kasih sayang berlebih lanjut Tirta, akan memposisikan si anak menjadi raja kecil di keluarga. Bila ini terus berlanjut, maka pada akhirnya anak yang akan lebih banyak menentukan, bukan lagi orang tua. Padalah dalam hal-hal tertentu, seperti misalnya memilih makanan, keputusan bukan berada di anak tetapi di tangan orang tua.
“Karena kalau anak tidak suka lalu diturutin, lama-lama anak akan dibiarkan memilih apa yang dia suka. Apa yang dipilih oleh anak belum tentu baik. Orang tua harus menunjukkan bahwa dia pemimpin dalam keluarga,” imbuhnya.
Tirta menambahkan, berdasarkan sebuah penelitian bertajuk Nutrition Behaviour, kejadian obesitas banyak terjadi karena perilaku orang tua yang terlalu sering makan di luar rumah. Orang tua (ayah) yang sering makan di luar, umumnya anaknya akan mengalami risiko obesitas, dibandingkan mereka yang ayah-nya sering makan dirumah.
Tirta berharap kepada para orang tua khususnya, supaya memberikan panutan dan contoh yang benar untuk anak-anak mereka dalam hal memilih makanan. Jangan terlalu memberikan kebebasan kepada anak dalam memilih makanan.
“Mari kita kembalikan anak-anak kita kekeluarga. Anak diberikan makan oleh kerluarga bukan oleh restoran pinggir jalan dan cepat saji,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment