Friday, October 7, 2011

Plus Minus Tayangan Televisi bagi Perkembangan Anak

Bak dua sisi mata uang, peran televisi memiliki plus minus. Ada sisi positif dan negatif yang bisa dipetik usai menyaksikan tayangan televisi. Apa saja?

Banyaknya tayangan televisi yang hadir membuat anak-anak memiliki pilihan lebih bervariatif. Hanya saja, Anda sebagai orangtua juga perlu lebih selektif memilih tayangan terbaik untuk anak-anak. Dengan cara positif, maka pengaruh yang dihasilkan pun jauh lebih positif.

Selama ini banyak orang bilang, bahwa televisi membuat anak jadi sulit konsentrasi, menimbulkan obesitas, dan sebagainya. Itu memang benar adanya. Namun dengan cara yang cerdas, televisi bisa menjadi media edukatif jika Anda memahami plus minusnya.

"Televisi memang memiliki fakta positif dan negatif. Fakta negatif di antaranya, jika anak menonton televisi lebih dari empat jam sehari cenderung mengalami obesitas. Ini dikarenakan selama menonton televisi biasanya anak-anak sambil ngemil. Itulah yang menyebabkan anak menjadi kelebihan berat badan," kata Psikolog Anak Vera Itabiliana di acara “Coaching Clinic, di The Metropolitan Theater of Kidzania”, Pacific Place, Jakarta, Jumat (7/10/2011).

Selain obesitas, ada beberapa fakta negatif lainnya seputar tayangan televisi. "Acara yang dirancang untuk anak-anak ternyata lima sampai enam lebih diwarnai kekerasan dibandingkan dengan acara dewasa. Tak hanya itu, fakta mencengangkan lainnya yakni bahwa 54 persen anak berusia empat sampai enam tahun lebih senang menonton televisi ketimbang bermain dengan ayahnya," jelasnya.

Kendati sangat mencengangkan, namun kehadiran televisi tidak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, banyak juga program-program televisi yang mendatangkan sisi positif.

Salah satunya, meningkatkan kosakata buah hati, televisi membuka peluang pada anak untuk mengetahui berbagai hal, tergantung jenis program yang ditonton.

"Televisi juga dapat membangkitkan minat anak pada sebuah hal baru, misalnya dengan menonton 'Mister Maker' si anak jadi lebih kreatif membuat prakarya serta televisi menjadi sarana komunikasi yang efektif," paparnya.

Meski fakta negatif dan positif saling memengaruhi, orangtua tetap harus mengontrol tayangan bagi buah hati.

"Usahakan untuk tidak membiarkan anak menonton televisi seorang diri. Jika orangtua tidak bisa menemani minimal orang terdekat atau ‘baby sitter’ bisa menamani. Pasalnya anak kerap mempertanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan program televisi. Jadi, sebisa mungkin kita harus menemani mereka," imbuh Ari Kartika SSi MSi selaku GM Marketing Partnership & Communication Kidzania.

No comments:

Post a Comment