Ribut kecil itu biasa! Tiap pasangan pasti pernah mengalaminya. Pernyataan ini kerap kita dengar dalam keseharian. Mustahil memang jika kehidupan rumah tangga tak pernah diwarnai perbedaan pendapat.
Meski terdengar ‘kecil’ atau masalah sepele, jangan dianggap remeh loh! Moms and Dads bisa menyimak 7 sumber konflik plus solusinya berikut ini:
Penghasilan
Penghasilan bisa mencakup penghasilan suami dan istri atau penghasilan tunggal jika hanya satu pihak yang bekerja. Sebaiknya sebelum menikah, pasangan sudah membicarakan bagaimana mereka akan mengelola keuangan rumah tangga.
Misalnya, penghasilan suami yang tidak diketahui secara transparan oleh istri sehingga istri kesulitan mengelolanya dan timbul konflik. Bisa juga terjadi penghasilan istri lebih besar dari suami dan suami tidak bisa menerima hal tersebut. Pengaturan keuangan harus disepakati bersama.
Solusi: Komunikasikan secara terbuka jumlah penghasilan yang diperoleh, lalu buatlah kesepakatan mengenai pengelolaannya.
Anak-anak
Bila suami dan istri menerapkan pola asuh berbeda pada anak, bisa muncul masalah. Selain itu, anak-anak dilanda kebingungan, harus menuruti Moms or Dads. Pola asuh yang diterapkan yaitu bagaimana mengajarkan anak untuk disiplin, mandiri, termasuk membelikan barang atau hadiah bagi anak.
Solusi: mendiskusikan secara terbuka mengenai cara-cara mendidik anak yang disepakati bersama sehingga anak dapat dididik secara konsisten dan menghilangkan konflik yang ada.
Kehadiran anak yang menyita waktu serta perhatian kerap membuat Moms and Dads. kehilangan waktu berdua atau lupa bahwa mereka juga membutuhkan waktu berdua. Jadi, pandai-pandailah memelihara kemesraan di tengah kesibukan membesarkan anak.
Kehadiran Pihak Lain
Kehadiran pihak lain bisa jadi pemicu masalah, misal orangtua, mertua, kakak-adik ipar, sepupu dan lain-lain. Solusi: keterbukaan itu mutlak. Sebelum Moms and Dads memberi bantuan, baik ke pihak istri atau suami, sebaiknya terlebih dulu dibicarakan, berapa dana yang akan dikeluarkan, dan siapa saja yang bisa dibantu. Dan ini harus didasari kesepakatan bersama.
Hubungan Intim
Hubungan intim termasuk aspek penting dalam rumah tangga. Ini sebagai pernyataan keintiman dan kasih sayang. Namun jika suami atau istri merasa tidak terpenuhi kebutuhannya bisa jadi masalah.
Solusi: cobalah mengomunikasikan apa yang mengganjal dalam hubungan intim Anda. Sampaikan pada pasangan apa yang dirasakan. Jangan ragu atau malu untuk mengungkapkannya. Jika perlu, berkonsultasilah dengan ahli.
Keyakinan
Perbedaan keyakinan tentu sudah dipahami sejak sebelum menikah. Toleransi dan komitmen untuk menjalankan keyakinan masing-masing perlu selalu dijaga. Konflik bisa muncul jika kedua hal tersebut dilupakan. Begitu pula menyangkut keyakinan anak-anak.
Solusi: ingat kembali komitmen sebelum menikah, bagaimana masing-masing akan menjalani keyakinannya. Kondisi di atas akan menjadi konflik yang berkepanjangan bila masing-masing pihak tidak memiliki toleransi. Tetaplah saling menghargai!
Apabila akhirnya Anda atau pasangan sepakat untuk memilih satu keyakinan saja, sebaiknya bukan karena unsur paksaan.
Ragam Perbedaan
Walaupun sebelum menikah ragam perbedaan sudah diketahui oleh pasangan, namun setelah menikah dan hidup bersama, ada hal-hal yang baru diketahui masing-masing pihak. Mulai dari hobi, kebiasaIan dan lainnya. Konflik dapat muncul bila masing-masing menilai bahwa dirinya lebih baik, caranya lebih baik, kebiasaannya lebih baik.
Solusi: berkompromi dan selalu ingat bahwa perbedaan pasti ada. Kompromi untuk menerima perbedaan masing-masing. Misalnya menyalurkan hobi. Aturlah bagaimana hobi yang berbeda dapat dihargai, misalnya sesekali ikut dalam kegiatan pasangan atau beri kesempatan pasangan melakukan hobinya tanpa diganggu.
Komunikasi Sangat Terbatas
Keterbatasan komunikasi karena kesibukan bisa menciptakan konflik, yaitu pasangan merasa dirinya tidak dilibatkan atau tidak diperhatikan. Solusi: dengan berbagai cara, termasuk kecanggihan teknologi, Anda dan pasangan dapat memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya. Misal setiap jam makan siang saling menelepon untuk menanyakan aktivitas masing-masing. Atau berkomitmen setiap malam sebelum tidur untuk menceritakan satu hal yang berkesan di hari itu.
No comments:
Post a Comment