Bayi baru lahir sebaiknya terus menerus berada di sisi ibunya selama 24 jam, bahkan jika memungkinkan berada satu tempat tidur bersama ibunya.
Kontak yang erat antara ibu dan bayinya dalam beberapa jam pertama hidupnya bukan hanya meningkatkan keberhasilan menyusui tapi juga berdampak pada psikologi bayi.
Penelitian yang dimuat dalam Biological Pscyhiatry menunjukkan bayi berusia dua hari yang tidak tidur bersama ibunya menunjukkan tanda-tanda stres psikologis.
Dibandingkan dengan bayi yang memiliki kontak erat dengan sang ibu, bayi-bayi yang terpisah itu mengalami peningkatan aktivitas sistem saraf hingga sepertiganya, termasuk peningkatan detak jantung dan pernapasan. Selain itu hasil studi juga menunjukkan penurunan fase tidur REM (tidur nyenyak dan dalam).
Penurunan suhu tubuh yang terjadi pada bayi yang tidak tidur bersama ibunya itu menandakan adanya perubahan tidur. Para peneliti menjelaskan, gangguan yang terjadi di awal kehidupan bayi bisa berdampak pada perkembangannya kelak.
Di Indonesia, khususnya di Jabodetabek saat ini sudah banyak rumah sakit bersalin yang memberikan fasilitas rawat gabung (rooming-in) untuk ibu dan bayi yang baru dilahirkan. Bila bayi dalam kondisi sehat dan tidak memerlukan intervensi medis, fasilitas ini sangat membantu keberhasilan ASI ekskulisif.
No comments:
Post a Comment