Kesuksesan para istri dalam karier dan menghasilkan nafkah bagi keluarganya ditengarai ikut mengubah pembagian peran dalam keluarga, termasuk dalam hal pengambilan keputusan dan gairah bercinta.
Wanita yang memiliki peran lebih dominan daripada pasangannya pada umumnya berhubungan seks lebih jarang dibandingkan dengan wanita yang perannya di rumah tangga di bawah atau setara dengan suaminya.
Demikian menurut hasil survei yang dilakukan di enam negara di Afrika. Dari survei itu terungkap, minimnya aktivitas seksual terutama dimiliki oleh wanita yang memiliki peran penuh dalam setiap pengambilan keputusan di dalam rumah tangga.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Sex Research itu memang dilakukan di Afrika, yang mayoritas negaranya masih memperbolehkan praktik sunat wanita. Seperti diketahui, praktik tersebut sangat berbahaya dan berpengaruh sangat besar pada penurunan libido perempuan.
Akan tetapi di negara yang tidak mempraktikkan sunat perempuan, seperti di Amerika Serikat (AS), ternyata juga ditemui hasil yang tak jauh berbeda. Dalam studi yang dilakukan oleh National Sleep Foundation ditemukan satu dari empat pasangan di negeri tersebut mengaku sangat kelelahan sehingga sering malas bercinta.
Menurut DrWendy Walsh, ahli psikologi klinik dari California State University Channel Islands, persoalan "kekuasaan" dalam rumah tangga di AS terutama berkisar soal siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga.
"Wanita yang menghasilkan uang lebih banyak dari suaminya bisa juga terlalu lelah karena energinya tercurah untuk kariernya dan urusan rumah tangga, apalagi jika ia memiliki anak kecil," katanya.
Akan tetapi, menurut dia, saat ini frekuensi berhubungan seks pasangan di AS memang menurun. Dalam survei yang dilakukan oleh Durex terungkap hanya 34 persen pasangan di AS yang melakukan hubungan seks 2-3 kali dalam seminggu.
Padahal, seks yang baik bisa membantu mengurangi stres, meningkatkan rasa percaya diri, membuat merasa lebih muda, dan membuat seseorang merasa dicintai serta dihargai.
Sementara itu, dilihat dari sisi pria, ternyata pria yang sering bermasalah dengan ereksinya biasanya memiliki karier sukses dan lebih berusaha menyenangkan keluarganya. Hal itu terungkap dalam Ideal Sex Survey yang dilakukan di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.
Sekitar 24 persen pria yang sering kesulitan mencapai kekerasan ereksi optimal pada umumnya sukses dalam karier. "Kesuksesan tersebut menjadi kamuflase bagi para suami karena tidak bisa menyenangkan istrinya di ranjang," kata dr Heru Oentoeng, SpAnd, seksolog.
No comments:
Post a Comment