Wednesday, June 15, 2011

Gairah Suami Turun Usai Dampingi Proses Kelahiran

Belum lama ini, saya mendapatkan kasus seorang pasien wanita yang mengeluh suaminya sudah tidak mau melayani dirinya lagi dalam bercinta. Sekarang ini suaminya malah sibuk melakukan masturbasi sendiri sambil menonton film porno di kantor.

Pasien merasa tidak nyaman dan sakit hati karena dia merasa dirinya disia-siakan. Apalagi menurut pasien, setelah melahirkan dia sudah kembali ke berat dan bentuk badan semula. Benar memang terdapat sedikit stretch mark (bekas melahirkan) yang nampak di perutnya, tapi selain itu semuanya masih baik-baik saja. Bahkan beberapa teman pasien mengatakan tubuh pasien seperti masih remaja saja, tidak tampak seperti orang yang telah melahirkan.

Hal yang membuat pasien bingung mengapa hal ini bisa terjadi. Dia merasa masih menarik dan menurut pasien proses melahirkan normalnya juga hampir tidak menimbulkan bekas berarti di alat kelamin luarnya. Satu hal yang membuat pasien semakin sakit hati terhadap suami adalah karena suami malahan sibuk swalayan sendiri dengan masturbasi, suatu hal yang tidak pernah dilakukan suami sebelumnya.

Trauma daat pendampingan persalinan ?

Wawancara lebih lanjut akhirnya saya memperkirakan apa yang menjadi pemicu kurangnya gairah seksual suami terhadap istri. Lebih lanjut, dalam wawancara istri mengatakan bahwa suaminya mulai berubah sejak pasien melahirkan. Saat proses persalinan normal tersebut pasien ditemani suami dari mulai meneran (mengejan) sampai proses kelahiran sempurna. Suami sendiri yang meminta hal itu, tidak ada paksaan dari istri untuk menemani.

Saya memikirkan apakah pemicu kurangnya atau tidak adanya gairah suami untuk berhubungan badan dengan istri diakibatkan karena trauma melihat proses melahirkan yang mungkin tidak disangka akan sedemikian "menyeramkan" bagi suami. Perubahan perilaku seksual dan tidak adanya gairah seksual ini terlihat nyata setelah suami pasien menyaksikan proses kelahiran anaknya. Bisa jadi apa yang terlihat saat proses melahirkan, darah, lendir dan teriakan istri menjadi suatu hal yang membekas dalam pikiran suami. Saat ini bahkan untuk melakukan oral seks terhadap istri juga suami tidak mau, padahal sebelumnya kegiatan ini termasuk kegiatan seks favorit suami.

Pendampingan memerlukan kesiapan mental

Bebeberapa tahun belakangan ini, memang di Indonesia mulai banyak suami yang menemani istrinya saat proses melahirkan. Ada yang sambil membawa kamera video terutama bila proses melahirkannya dengan operasi sectio. Ada juga yang membawa kamera untuk mengabadikan peristiwa besar ini. Khusus untuk proses melahirkan normal yang melewati vagina, tidak banyak yang mau merekamnnya langsung saat keluar dari liang lahir tetapi biasanya hanya ketika anak sudah keluar. Apalagi biasanya saat proses melahirkan itu, suami berada di samping istri jadi tidak memungkinkan untuk melihat proses melahirkan langsung kecuali meminta bantuan orang lain.

Bagi yang belum pernah melihat proses melahirkan ini, mungkin tidak semua pria siap mental untuk melihatnya. Ada beberapa yang mungkin tidak akan mengira bahwa proses melahirkan akan seperti itu. Perasaan jijik bisa timbul sesudahnya dan bisa menjadi trauma yang diingat terus jika tidak mampu mengatasi trauma tersebut.

Saran saya buat para calon bapak dan suami-suami yang istrinya saat ini sedang mengandung dan berniat untuk mendampingi nanti saat proses melahirkan, siapkan diri anda dengan baik. Kalau bisa, tonton dulu video-video yang tersebar di YouTube tentang proses persalinan. Ini bisa membuat anda menjadi lebih mengetahui apa yang akan dihadapi nanti.

Jika memang merasa tidak nyaman dan kuat menghadapi, bicarakan dengan istri bahwa anda tidak mampu melakukannya. Saya berharap juga istri bisa mengerti keadaan ini karena memang kondisi ini tidak bisa dipaksakan. Apa yang menjadi kisah di atas tentunya anda berdua tidak ingin alami bukan dalam kehidupan seksual perkawinan anda selanjutnya.

Oleh : Dr.Andri,SpKJ sumber kompas.com

Salam Sehat Jiwa

No comments:

Post a Comment