Rasa sedih berkepanjangan setelah perceraian bukan hanya berdampak pada psikologis tetapi juga penampilan, salah satunya adalah kesehatan rambut. Penelitian mengungkap, selain faktor genetik hal yang paling berpengaruh pada kerontokan rambut wanita adalah status pernikahannya.
Wanita yang kehilangan pasangannya, baik karena kematian atau perceraian, lebih beresiko tinggi menderita kerontokan rambut dibandingkan wanita yang masih melajang.
"Penyebab utama sebenarnya adalah stres akibat rasa kehilangan itu," kata Dr.Bahman Guyuron, ahli bedah plastik dari Case Western Reserve School of Medicine yang melakukan riset ini.
Dalam penelitiannya ia melibatkan 84 wanita kembar identik. Mereka semua diminta mengisi daftar pertanyaan kemudian tes darah untuk menguji level hormon dan foto analisis rambut. Riset pada kembar identik sangat penting karena mereka membawa gen yang sama.
Pada rambut dekat area pelipis, tim peneliti menemukan makin lama seorang wanita punya kebiasaan merokok, makin banyak kerontokannya. Sementara itu penipisan rambut di area koronal (dekat puncak kepala) lebih terkait dengan diabetes, ada tidaknya riwayat penyakit kulit, serta riwayat merokok. Sementara itu wanita yang gemuk cenderung lebih sedikit kerontokan rambutnya.
Guyuron menjelaskan, hasil riset ini juga mengindikasikan bahwa kondisi rambut seseorang juga dipengaruhi oleh pola tidur dan kondisi emosional. Mereka yang lebih stres, seperti punya banyak anak atau bercerai dengan pasangannya, rambutnya cenderung lebih rontok.
Sementara itu wanita yang pernikahannya bahagia, melindungi rambutnya dari sinar matahari, serta rutin minum kopi, memiliki risiko rambut rontok lebih rendah.
Penelitian lain dilakukan pada partisipan pria. Hasilnya diketahui pria yang jarang berolahraga dan menderita tekanan darah tinggi lebih sering menderita kerontokan rambut di bagian puncak kepala. Pria yang sering berolahraga di luar ruangan juga lebih rentan menderita rambut rontok.
"Pada intinya adalah bagaimana kita mengelola stres yang dirasakan karena pikiran dan kondisi tubuh memiliki hubungan yang kuat," kata Guyuron.
No comments:
Post a Comment