Sunday, May 30, 2010

Membandingkan Gaji Cuma Bikin "Bete"

Membandingkan GajiTak bisa dimungkiri, terkadang timbul penasaran ingin mengetahui berapa gaji yang diterima teman atau kolega di kantor. Sayangnya, sering kali ketika rasa penasaran terjawab, yang timbul adalah panas hati, apalagi kalau ternyata gaji si A yang performanya di bawah kita ternyata bergaji lebih besar.

Dalam sebuah analisa terhadap survei yang dilakukan terhadap 19.000 orang di 24 negara Eropa diketahui, tiga perempat responden mengatakan bahwa membandingkan gaji dengan orang lain adalah yang penting. Namun, mereka juga mengakui bahwa hal itu sering mendatangkan kekecewaan.

Para peneliti dari Paris School of Economic yang melakukan analisa tersebut menyebutkan, ketika seseorang mendapati bahwa dirinya berada di level gaji lebih rendah, pada umumnya akan merasa depresi dan rendah diri. Respons tersebut muncul baik pada responden pria maupun wanita.

Yang menarik, rasa iri yang timbul ternyata lebih besar jika membandingkan dengan teman daripada ketika dengan teman sekerja. Hal ini barangkali terjadi karena ketika mengetahui gaji kolega kita lebih tinggi, muncul harapan cepat atau lambat gaji kita juga akan merangkak naik.

Kebiasaan membandingkan gaji ini rupanya lebih sering dilakukan para pekerja di negara miskin dibandingkan dengan pekerja dari negara maju. Mereka yang pendapatannya rendah juga suka membandingkan gajinya dengan orang yang lebih makmur.

"Tadinya kami mengira orang kaya akan lebih sering membandingkan gaji, tetapi ternyata justru mereka yang pendapatannya lebih rendah," kata Profesor Andrew Clark, ketua peneliti. "Terlalu sering membandingkan gaji sebenarnya merugikan diri sendiri karena kita akan merasa bahwa dunia ini tidak adil," katanya.

No comments:

Post a Comment