Ingin beli mainan baru, tidak mau tidur siang, ogah makan sayur. Wah, repotnya menghadapi ulah si kecil. Ingin tegas menolak rengekan si kecil, tapi berkata “Tidak!” saja rasanya tidak tega.
Menurut Tanya Altmann, psikolog anak dari University of California, Los Angeles, kata “tidak” memiliki kekuatan besar dalam mengontrol perilaku anak.
Jika terlalu sering diucapkan atau dilontarkan di waktu yang kurang tepat, keampuhannya akan berkurang. Sebaliknya, semakin jarang Anda mengucapkannya, anak akan semakin memahami maksud ucapan “tidak”.
Kepada WebMD, Altmann menjelaskan terdapat berbagai cara untuk menolak keinginan anak atau melarangnya melakukan sesuatu. Metode ini dibagi atas usia anak dan perkembangan perilakunya.
1. Bayi
Bayi baru mulai memahami arti kata “tidak” di usia sembilan bulan. Sebelumnya, Anda tidak bisa banyak berharap si kecil akan memahami maksud Anda. Untuk mengaplikasikannya, gantikan kata “tidak” dengan gestur tubuh dan tunjukkan apa yang Anda ingin anak lakukan. Misalnya, jika si adik memukul kakaknya, genggam tangannya dengan lembut dan beri pelukan hangat, lalu minta adik memeluk si kakak. Gestur ini menggantikan ucapan, “Adik tidak boleh nakal, adik harus sayang kakak”.
2. Batita
Di tahapan usia ini, Anda perlu membatasi penggunaan kata “tidak”. Alih-alih harus mengomel dan melarang si kecil untuk melakukan ini-itu, lakukan tindakan pencegahan dengan menjauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauan anak. Gantikan kalimat “Tidak boleh main korek api!” dengan teguran yang lebih singkat namun mudah diingat, misalnya “Aduh! Panas!”
3. Usia pra-sekolah
Konsistensi menjadi kuncinya. Anak harus paham bahwa jika Anda mengatakan “tidak”, Anda benar-benar serius mengatakannya dan tidak ada tawar-menawar lagi. Jangan sampai kemarahan anak membuat Anda luluh, hingga kata “tidak” pun berubah menjadi “ya”. Sebagai tambahan, beri tambahan mengapa Anda melarang si kecil, karena di tahapan usia ini anak sudah mulai paham maksudnya. Contohnya, “Mama punya coklat buat kamu, tapi tidak boleh dimakan sebelum sarapan, nanti kamu sakit perut.”
No comments:
Post a Comment