Kutu kelamin hidup di permukaan organ intim yang kurang higienis. Karena organ intim wanita lebih lembap dibandingkan pria, sehingga kutu kelamin ini lebih potensi bersumber dari wanita dan ditularkan ke pria.
Dr dr Nur Rasyid menjelaskan, bahwa kutu ini lebih sering muncul di daerah kemaluan wanita karena kadar kelembapannya.
"Daerah kemaluan wanita lebih lembap. Sehingga kemungkinan lebih besar hidup jika kebersihannya kurang terjaga. Tetapi pria yang tidak menjaga kebersihan daerah intimnya juga sama besar potensinya terserang," paparnya, Senin (5/3/2012).
Seperti kutu rambut, penularan kutu kelamin atau kutu pubis dapat terjadi pada lingkungan yang tidak bersih. Kutu ini bisa menular pada pakaian yang dipakai secara bergantian, tetapi kebersihannya tidak terjaga.
"Kutu ini bisa menular tidak hanya karena hubungan seksual saja, tapi juga pada lingkungan yang tidak bersih. Misalnya pada sprei. Kutu bisa tertinggal dari satu orang yang terinfeksi dan berpindah tempat ke orang lain. Atau paling mudah pada sarung. Orang kan setelah pakai sarung berlama-lama untuk tidur misalnya, tidak langsung dicuci. Selain itu bisa juga dari handuk yang dipakai bergantian," jelas Ketua Asri Urology Center di Rumah Sakit Asri, Jakarta.
Menurutnya, kutu pubis menempel pada pangkal batang rambut pubis dan dapat terlihat oleh mata. Cara mencegah kutu pubis ini sama seperti menjaga diri dari kutu di tubuh lainnya, yaitu menjaga kebersihan badan secara keseluruhan, khususnya bagian organ intim.
Kendati demikian, sambungnya, kutu pubis ini tidak akan menyebabkan kemandulan pada pria atau wanita yang terserang.
"Dampaknya hanya akan gatal-gatal pada kulit luar kelamin. Tapi kutu itu tidak akan masuk ke organ intim dan akan mati kalau masuk. Jadi tidak akan menyebabkan penurunan kesuburan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment