Depresi termasuk dalam masalah kejiwaan yang tidak bisa dianggap sepele. Apalagi, orang yang menderita depresi pada umumnya tidak dapat menikmati hidup dan merasakan kehampaan. Karena itu, mereka sangat rentan melakukan bunuh diri.
The National of Mental Health melaporkan bahwa orang pada kelompok usia 65 tahun menyumbang 16 persen dari semua kasus bunuh diri tahun 2004. Di negara maju, seperti Amerika, baru 1 dari 10 pasien depresi yang mendapatkan terapi yang tepat.
Para ahli mengatakan, kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila bisa terdeteksi lebih awal karena pada dasarnya depresi dapat diobati. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda peringatan yang memicu depresi.
Setiap orang yang mengalami depresi harus menemui dokter atau ahli kesehatan mental profesional secepat mungkin dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Menurut Barb Delker, ahli terapis keluarga di AS, ada 10 tanda-tanda risiko yang memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri, seperti dijelaskan di bawah ini:
1. Berbicara atau mengancam untuk menyakiti diri sendiri.
2. Memperoleh senjata api, pil, atau cara lain untuk bunuh diri.
3. Berbicara tentang kematian atau bunuh diri menjadi sesuatu yang biasa atau lumrah bagi orang tersebut.
4. Merasa putus asa, sering mengamuk, emosi, atau berencana balas dendam.
5. Bertindak sembrono atau terlibat dalam kegiatan berisiko.
6. Merasa terjebak, seperti tidak ada jalan keluar dalam menghadapi sebuah situasi.
7. Peningkatan penyalahgunaan zat adiktif.
8. Menarik diri dari keluarga, teman, atau masyarakat.
9. Merasa cemas, tidak bisa tidur, tidur sepanjang waktu.
10. Perubahan mood secara dramatis.
Delker mengatakan, orang dengan depresi sebaiknya membicarakan masalahnya dengan orang terdekat sehingga perasaan yang dipendam bisa sedikit lega. Sementara itu, dukungan orang terdekat atau keluarga harus terus diberikan.
"Depresi merupakan penyebab bunuh diri, tetapi tidak semua orang yang melakukan bunuh diri disebabkan depresi," kata Delker.
No comments:
Post a Comment