Usia seharusnya bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menikmati akitivitas seksual yang nyaman dan memuaskan. Bahkan, menurut para pakar seksologi, semakin bertambah usia, kehidupan seks seseorang seharusnya semakin bertambah baik dan menyenangkan.
Penelitian yang dimuat jurnal Psychological Science pada November 2008, misalnya, membuktikan bahwa kepuasan dan kebahagiaan perkawinan seseorang akan meningkat seiring dengan mulai lepasnya anak-anak karena kemandiriannya. Para terapis seks pun setuju bahwa lepasnya anak-anak dari "sarang" cenderung membuat suami istri lebih leluasa untuk menikmati waktu yang berkualitas, termasuk dalam hal seks.
Sex therapist David Schnarch pernah membeberkan perbedaan antara genital prime dan sexual prime seseorang. Bagi kebanyakan orang, masa genital prime muncul di masa remaja dan usia 20-an ketika tubuh dalam kondisi terbaiknya. Namun, pada masa ini pikiran belum berkembang baik secara seksual.
Schnarch mengatakan bahwa sexual prime seseorang sebenarnya jauh dari apa yang dibayangkan banyak orang sebagai masa-masa seksual yang "berat dan panas", seperti saat usia sekolah. Seiring bertambahnya umur, seseorang akan mendapat manfaat dari penerimaan diri, mengenal apa yang disukainya dan tidak takut untuk meminta.
Konselor seks kenamaan dari New York Times, Ian Kerner, berpendapat, penuaan sebenarnya tidak akan memengaruhi seks seseorang, tidak seperti halnya kebiasaan tak sehat yang akan menimbulkan kerugian setelah beberapa tahun. Justru gaya hidup tidak sehat seperti terlalu banyak stres, kurang tidur, pola makan buruk, malas berolahraga, tak merawat diri, dan hubungan dengan orang lain yang bakal merusak kehidupan seksual.
Membiarkan kualitas kesehatan terus memburuk, menurut Kerner, adalah penyebab utama masalah seksual. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang yang sehat pada usia 50 dan 60-an masih lebih aktif secara seksual ketimbang mereka yang berusia lebih muda.
Salah satu hal penting yang membedakan orang muda dan tua dalam hal seks, menurut Kerner, adalah seks selalu melambat seiring bertambahnya usia. Misalnya, seorang perempuan muda dapat mengalami perlendiran vagina hanya dalam beberapa detik, tetapi bagi wanita yang lebih tua butuh hingga beberapa menit untuk mengalami perlendiran.
"Hal yang sama juga berlaku pada pria dalam hal ereksinya. Penting bagi pasangan untuk menyadari bahwa memang butuh waktu yang lebih lama untuk mengalami ereksi ataupun perlendiran sehingga tidak perlu mengartikan bahwa pasangan tidak terangsang," ungkap Kerner.
Faktanya, lambat justru membawa kebaikan untuk kehidupan seks Anda. Ketika tanda-tanda rangsangan seksual tidak muncul secepat dari biasanya, hal itu memberi kesempatan lebih lama kepada pasangan untuk bermain dan saling bercengkerama di tempat tidur. Perilaku yang biasanya kita lakukan saat foreplay dapat menjadi aktivitas utama saat berhubungan seks dan memberi kesempatan pada pasangan untuk kembali mengeksplorasi satu sama lain secara seksual.
Ketika pria mengalami penuaan, kadar testosteronnya akan menurun, sedangkan hormon estrogennya akan naik. Ini berarti bahwa banyak pria berusia lanjut yang bisa lebih fokus dan menghargai sisi kelembutan dari seks.
Sebagai contoh, suami yang penasaran atau belum pernah mencoba pijatan erotis atau teknik lainnya kini dapat mencoba dan memperkenalkannya kepada pasangannya. Prinsipnya, nikmatilah apa yang bermanfaat dengan bertambahnya usia. Pria muda memang punya ereksi lebih kuat, tetapi pria lebih senior cenderung punya kendali yang lebih baik. Anda dan pasangan semakin paham dengan tubuh masing-masing, punya teknik yang sempurna, dan tidak lagi merasa terhalangi seperti di masa lalu!
No comments:
Post a Comment