Perut yang semakin membuncit dan kondisi psikologis yang labil sering kali membuat ibu hamil merasa tak nyaman saat bekerja. Bagaimanakah cara menyiasatinya?
Memasuki usia 3 bulan kehamilannya, Enno Widiyani (28) memilih untuk berhenti bekerja. Alasannya, tak lain karena kesehatan. Ia mengaku sejak hamil dirinya sering sakit-sakitan. ”Karena saya takut kehamilan terganggu, saya memilih berhenti bekerja saja,” ungkapnya.
Padahal jika dilihat dari tempat bekerja, suasananya sangat nyaman, dengan keadaan lingkungan yang cukup sehat dan mendukung untuk ibu hamil. Berbeda halnya dengan Amalia Burhan (26), yang saat ini tengah hamil 7 bulan. Perempuan yang akrab disapa Lia tetap terus bekerja hingga memasuki usia 9 bulan. Ia merasa, jika melakukan banyak gerak, dirinya merasa lebih sehat ketimbang diam di rumah.
Padahal, sebagai orang yang bekerja di media, Lia harus melakukan liputan setiap hari. ”Saya harus berkendara dari rumah ke kantor, dari kantor ke lapangan, balik lagi ke kantor, terus pulang,” ujarnya enteng.
Lia menuturkan, jika saatnya harus di luar kantor, berarti ia juga harus siap terpapar polusi asap kendaraan. Apalagi jika Jakarta sudah macet parah, ia memarkirkan mobilnya di gedung manapun, dan mencari ojek agar cepat sampai. Namun, itu tetap dijalaninya dengan senang hati. Kehamilannya tak terlalu berpengaruh banyak.
”Saya menjaga kondisi tubuh dari pola konsumsi saja,” ucapnya seraya mengaku bahwa pekerjaannya menyenangkan. Menurut dokter, jika ia senang, maka bayi dalam kandungan juga ikut tenang.
Dikatakan oleh seorang dokter dan anggota Fellow of the Royal College of Physicians, Inggris, dr Miriam Stoppard dalam bukunya yang berjudul ”Ensiklopedia Kehamilan dan Kelahiran” bahwa tidak ada alasan mengapa anda tidak bisa melanjutkan pekerjaan saat sedang hamil jika Anda menginginkannya kecuali bila lingkungan kerja Anda berbahaya bagi sang bayi.
”Jika Anda ingin tetap bekerja saat hamil dan juga kembali bekerja setelah melahirkan, pastikan Anda telah memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk melindungi kesehatan serta pekerjaan Anda,” ungkap pakar parenting ternama ini.
Yang perlu diingat yaitu bahwa bekerja dengan jam kerja yang panjang bisa menyebabkan ibu hamil kelelahan, ditambah dengan rasa mual di pagi hari yang dapat membuat situasi semakin sulit. Selain itu, kelelahan yang berlebihan juga bisa menyebabkan rasa mual bertambah parah, dan akan semakin sulit berkonsentrasi dan mengantuk.
Wanita hamil juga umumnya mengalami ngidam dan paling sering terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan. Oleh sebab itu, ada baiknya jika perut sudah terisi sebelum berangkat bekerja. Dan tidak lupa untuk memperhatikan gizi selama kehamilan, dan tidak ada salahnya jika membawa bekal sehat yang dibawa dari rumah ke tempat kerja.
”Saat hamil, tubuh berubah dan ibu hamil mungkin akan merasa tidak nyaman selama beberapa waktu. Dan terus bekerja akan membantu ibu hamil merasa lebih normal,” sarannya.
Sebaiknya, katakanlah yang sebenarnya kepada rekan kerja dan atasan Anda, mengenai perubahan yang sangat dimungkinkan terjadi selama bekerja tapi dalam masa-masa kehamilan. Karena bisa jadi, Anda mungkin lebih banyak duduk atau istirahat karena perubahan tersebut. ”Kebanyakan atasan akan dengan senang hati membantu anda untuk terus bekerja saat hamil, juga setelah mengambil cuti melahirkan,” jelasnya.
Selain itu, ibu hamil juga bebas menyampaikan kepada atasan apa yang ingin dilakukan. Namun, yang pasti Anda perlu memberi tahu mereka kapan Anda berencana berhenti bekerja sebelum melahirkan dan kapan akan bekerja lagi.
Konsultasikan kepada suami mengenai hal ini, apakah Anda harus terus bekerja atau tidak. Karena selain suami bisa memberikan pendapat kapan harus berhenti bekerja, suami juga bertugas sebagai pendukung penuh anda terutama di masa kehamilan.
Dan tidak lupa untuk konsultasikan kepada dokter kandungan Anda, apabila mengalami gejala atau keluhan di masa kehamilan yang terjadi setelah Anda bekerja.
”Kapan Anda memutuskan untuk bergantung pada kesehatan dan keadaan Anda. Namun, paling baik apabila menyediakan beberapa minggu untuk beristirahat sebelum melahirkan,” saran Miriam.
No comments:
Post a Comment